Menjadi magician seolah menjadi tren dikalangan
masyarakat Indonesia beberapa tahun belakangan ini. “keren aja kalau bisa
sulap” ujar Donny, seorang pengunjung Coebuzier Shop di mall Citra Land pada
saat sedang berbelanja beberapa alat sulap. Jawaban yang pasti banyak kita
dapati juga antara lain, “suka melihat yang aneh-aneh” atau “biar bisa seperti
master Deddy” atau bahkan “biar bisa dapet banyak cewek”.
Tapi apakah lantas dengan bisa melakukan beberapa trik sulap,
seseorang bisa menyandang gelar magician atau pesulap? Dalam gelaran hobi atau
keterampilan, jawabannya adalah ya. Menurut Wikipedia, magician adalah seni
pertunjukan yang menghibur penonton dengan menciptakan efek yang seolah-olah
mustahil. Kata kuncinya adalah seni pertunjukan. Pemerintah Indonesia bahkan
sudah memasukan seni sulap kedalam salah satu sub-sektor industri kreatif, yang
berarti sudah diakui sebagai sebuah seni pertunjukan.
Ketika sudah berada di tahap lebih lanjut seperti ini,
maka seni sulap memiliki tanggung jawab dan keterikatan “lebih” buat
penampilnya. Dengan tujuan menghibur penonton, maka seorang magician harus juga
memerhatikan hal lain yang akan ikut menonpang pertunjukannya menjadi sebuah
karya seni pertunjukan yang utuh. Berikut ini adalah beberapa dasar yang perlu
diperhatikan jika ingin menjadi seorang pesulap:
1.
The
Golden Rules
The golden
rules dalam menjadi magician ada 3, Pertama; jangan pernah membuka rahasia trik
Anda. Sekali Anda memberi tahu caranya, maka penonton Anda tidak akan
“menghormati” Anda sebagai seseorang dengan kemampuan spesial. Kedua; jangan
suka mengulang trik yang sama ke penonton yang sama. Ini hanya akan memberi
kesempatan bagi penonton Anda memikirkan bagaimana Anda melakukan trik Anda.
Ketiga; tahu kapan harus berhenti. Jangan biarkan penonton Anda merasa cukup
melihat pertunjukan sulap yang berkepanjangan. Berhentilah disaat mereka sedang
penasaran-penasarannya. Maka Anda akan selalu diingat sebagai seseorang yang
menakjubkan.
2.
Dress
Up!
Sulap menampilkan
sesuatu yang tidak dapat dipercaya oleh penontonnya. Untuk itu, kita harus
membuat penonton dan diri kita sendiri percaya pada sang pesulap. Dengan
menghargai diri kita sebaik-baiknya dengan mengemas kostum pertunjukan kita
sebaik mungkin, dalam 3 detik penonton akan menghargai kita terlebih dahulu.
Dan sisanya, adalah pertunjukan yang sukses!
Magician di Indonesia mungkin adalah contoh terbaik soal
berpakaian!
3.
Speak
Up!
Karena manusia
berkomunikasi secara verbal (20%), intonasi (20%), dan non verbal (60%), maka
untuk menyampaikan pesan terkuat bagi penonton, Anda harus mampu
“berkomunikasi” tidak hanya dengan kata-kata dan intonasi, namun melalui bahasa
tubuh juga. Latih bahasa tubuh anda sesuai dengan trik yang ada, maka trik
sesederhana apapun akan lain hasilnya.
Pesulap macam Deddy Corbuzier bisa melakukan pertunjukan
selama 60 menit hanya dengan berbicara, dan selama 60 menit penonton selalu
terpukau.
4.
Never
Stop Learning
Memiliki 1000
trik bukan berarti Anda sudah cukup mendalami ilmu sulap. Pelajari apapun yang
bisa menunjang pertunjukan Anda. Koreografi tari, public speaking, hipnotis,
bernyanyi, apapun! Sesekali, pelajari juga ilmu-ilmu yang pada awalnya
terdengar tidak relevan seperti biologi, teknologi, desain grafis, dll.
Perdalam terus trik yang anda punya, baik dari sisi psikologi, historis, dan
lainnya. Semakin Anda paham trik anda, semakin baik juga menyempurnakannya.
Hingga saat ini, seorang master Romy Rafael masih terus
belajar seni-seni lain, seperti juggling, mentalism, hingga bahasa asing!
5.
The
Mood
Jika
memungkinkan, ada faktor-faktor yang bisa Anda kontrol untuk meningkatkan
performa pertunjukan Anda. Memainkan musik dan sound efect, tata cahaya, gaya
dan tempo bicara, sentuhan pada penonton (jika memungkinkan), kontak mata, dan
bahkan memakai parfum yang tepat pada saat pertunjukan. Jika penonton sudah
percaya dan terbawa pada dunia Anda, maka keajaiban benar-benar akan terjadi.
Bayangkan film Titanic tanpa lagu My Heart Will Go On?
6.
Bukan
1000 digunakan 1, melainkan 1 digunakan 1000
Jangan sombong
dulu jika Anda bisa memainkan banyak trik, tapi yang nonton hanya orang-orang
di rumah dan di kantor Anda. Jumlah trik yang banyak juga memberi Anda waktu
lebih sedikit untuk mendalaminya satu persatu. Lebih baik memiliki sedikit trik
yang benar-benar Anda kuasai, pahami
filosof dibaliknya, dan presentasi yang sempurna. Ada 7 milyar penduduk
dunia, dan ada 240 juta jiwa di Indonesia saja. Anda tidak akan pernah
kehabisan audiens untuk mempertunjukan trik andalan anda.
Omar Pasha telah memainkan trik yang sama turun temurun
dari keluarganya sejak 1885 dengan 1 bentuk permainan (black art) saja.
7.
Do
What You Love, Love What You Do
Ketika kita
melakukan sesuatu yang kita cintai, maka tidak ada lagi masalah. Uang, ketenaran,
atau apapun yang Anda butuhkan, akan datang dengan sendirinya. Dengan satu
syarat: Do your best!
Contoh paling klasik: Thomas Alva Edison yang melewati
2000 bola lampu gagal sebelum dia merevolusi kehidupan manusia selamanya.
Sekali
lagi, semua orang boleh memiliki idealisme sendiri akan bentuk seninya. Ada yang
hanya peduli dengan skill melulu, atau hanya terfokus pada koleksi
barang-barang sulap. Tapi seperti hal-nya film, sulap adalah seni untuk publik,
untuk dibagikan dan menghibur sebanyak mungkin orang. Jadi, kenapa tidak
memberikan yang terbaik?
Sumber: Indonesian Magic Magazine SULAP 3rd edition
0 komentar:
Posting Komentar