• Deddy Corbuzier on putting Meaning in Magic


    Musisi bisa menarik perhatian penontonnya lewat lagu, akting, kontak mata, dan gaya tubuhnya. Selama lagunya bagus, nggak peduli penyanyinya kacau, bangsat atau bajingan, tapi lagunya tetap disukai. Si penyanyi bisa berakting patah hati pada saat menyanyikan lagu patah hati, dan meski penonton tahu itu palsu, tapi lagunya tetap bisa diterima. Tapi sulap adalah masalah ‘i can, u cant’. Ketika orang tahu bahwa semuanya palsu, its over. Tapi kita bisa melangkah 1 step lebih jauh dari yang dilakukan para kacau, bangsat dan bajingan itu. Kita punya sentuhan. Kita bisa memberikan meaning yang berbeda pada magic kita. Contoh dalam menanamkan arti dalam rutin sederhana. Katakan saja kita akan flower producing.

    Cinta itu seperti bunga mawar. Bunga mawar itu tidak mungkin begitu lahir sudah berkemabang, bunga itu bisa berkembang kalau kita pupuk dengan baik. Demikian juga dengan... cinta... (producing bunga)
    Saya beri bunga ke wanita, saya sentuh dia, dan menekankan “ingat, di setiap mawar pasti ada durinya. That’s also love.”
    (sentuh mereka, sesuatu yang tidak bisa dilakukan musisi)

    Jangan lupa: “3P: Pattern, persoality, presentation” - Harry Loyrane.
  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Pengunjung